Assalamu'alaikum Wr. Wb
Pengertian dari bait dan baris ialah:
- Bait merupakan suatu kelompok baris yang menyerupai kalimat pada sebuah puisi.
- Baris ialah setiap kalimat atau frasa dalam puisi.
PEMBAHASAN
Puisi merupakan suatu jenis karya sastra yang sering dijumpai yang berisi pujian, kritik, dan curhatan hati seseorang. Puisi disajikan secara artistik sehingga mengandung unsur-unsur keindahan.
Puisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- memiliki rima atau sajak yang teratur
- memiliki makna konotatif
- bersifat simetris.
- cenderung menggunakan sajak syair, atau pola pantun (puisi lama)
- terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra)
- bahasa yang digunakan puisi lebih padat.
Unsur-unsur yang membentuk Puisi
- Diksi atau pemilihan kata. Puisi dibentuk dengan menggunakan kata-kata yang dipilih secara cermat. Pemilihan kata ini juga berkaitan dengan makna, susunan bunyi, maupun hubungan antara satu kata dengan kata lainnya dalam baris dan baitnya.
- Pengimajinasian. Yang dimaksud dengan pengimajinasian adalah kata ataupun susunan kata yang dapat menimbulkan imajinasi tertentu seperti imajinasi visual, imajinasi auditif, dan imajinasi taktil.
- Kata konkret. Penggunaan kata-kata yang konkret sangat berkaitan erat dengan pengimajinasian. Dalam arti, imajinasi pembaca dapat dibangkitkan dengan menggunakan kata-kata yang konkret dan jelas sehingga pembaca dapat membayangkan secara jelas apa yang dimaksud oleh penyair.
- Majas. Majas atau gaya bahasa atau bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan oleh penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan, mengiaskan atau menyamakan sesuatu dengan yang lain.
- Rima dan ritma. Yang dimaksud dengan rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi yang membuat puisi menjadi indah. Selain rima, ada istilah ritma yang merujuk pada pengulangan kata, frase atau kalimat dalam puisi. Baik rima maupun ritma membuat puisi menjadi lebih indah dan bermakna.
- Tipografi. Tipografi atau tata wajah dalam puisi merujuk pada bentuk visual puisi yang membedakannya dengan karya sastra lainnya. Biasanya, puisi ditulis dengan mengacu pada susunan tertentu seperti adanya larik, bait, jumlah kata dalam setiap bait, dan cara penulisan.
Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Biasanya, amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca.
Nama Rumah Adat ,Pakaian,Tarian Adat dan Senjata Tradisional di Provinsi Indonesia
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
- Rumah Adat Krong Bade
- Pakaian Adat Tradisional Ulee Balang
- Tari Seudati
- Senjata tradisional Rencong
Provinsi Sumatera Utara
- Rumah Adat Bolon
- Pakaian Adat Tradisional Ulos
- Tari Tor-Tor
- Senjata tradisional Piso Surit
Provinsi Sumatera Barat
- Rumah Adat Gadang
- Pakaian Adat Tradisional Bundo Kanduang
- Tari Payung
- Senjata Tradisional Karih
Provinsi Riau
- Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
- Pakaian Adat Tradisional Melayu
- Tari Joged lambak
- Senjata tradisional Pedang Jenawi & Badik
Provinsi Kepulauan Riau
- Rumah Adat Belah Bubung
- Pakaian Adat Tradisional Belanga
- Tari Tandak
- Senjata Tradisional pedang Jenawi
Provinsi Jambi
- Rumah Adat panjang
- Pakaian Adat Tradisional Melayu Jambi
- Tari sekapur sirih
- Senjata tradisional Keris
Provinsi Sumatera Selatan
- Rumah Adat Limas
- Pakaian Adat Tradisional Aesan Gede
- Tari Putri Bekhusek
- Senjata Tradisional Keris
Provinsi Bangka Belitung
- Rumah Adat Rakit Limas
- Pakaian Adat Tradisional Paksian
- Tari Zapin
- Senjata tradisional Siwar Panjang
Provinsi Bengkulu
- Rumah Adat Rakyat
- Pakaian Adat Tradisional Bengkulu
- Tari Bidadari
- Senjata tradisional Keris
Provinsi Lampung
- Rumah Adat Nowou Sesat
- Pakaian Adat Tradisional Tulang Bawang
- Tari Melinting
- Senjata Tradisional Badik
DKI Jakarta
- Rumah Adat
- Pakaian Adat Tradisional Betawi
- Tari Yapong
- Senjata Tradisional Golok
Provinsi Jawa Barat
- Rumah Adat Sunda
- Pakaian Adat Tradisional Kebaya
- Tari Merak
- Senjata Tradisional Kujang
Provinsi Banten
- Tarian Tradisional Tari Topeng
- Rumah Adat Rumah Kesepuhan
- Senjata Tradisonal Kujang
- Lagu Daerah : Dayung Sampan
- Suku : Baduy, Sunda, dan Banten
Provinsi Jawa Tengah
- Rumah Adat Joglo
- Pakaian Adat Tradisional Kain Kebaya
- Tari Bambang Cakil
- Senjata Keris
Provinsi Jogjakarta
- Rumah Adat Bangsal Kencono
- Pakaian Adat Tradisional Kasatrian
- Tari Serimpi
- Senjata Keris
Provinsi Jawa Timur
- Rumah Adat Joglo (Jawa Timuran)
- Pakaian Adat Tradisional Pesa’an
- Tari Remong
- Senjata Clurit
Provinsi Bali
- Rumah Adat Gapura Candi Bentar
- Pakaian Adat Tradisional Bali
- Tari Legong
- Senjata Keris
Provinsi Nusa Tenggara Barat
- Rumah Adat Dalam Loka Samawa
- Pakaian Adat Tradisional Lombok
- Tari Mpaa Lenggogo
- Senjata Keris
Provinsi Nusa Tenggara Timur
- Rumah Adat Musalaki
- Pakaian Adat Tradisional Nusa Tenggara Timur
- Tari Gareng Lameng
- Senjata Sundu
Provinsi Kalimantan Barat
- Rumah Adat Panjang
- Pakaian Adat Tradisional Perang
- Tari Monong
- Senjata mandau
Provinsi Kalimantan Tengah
- Rumah Adat Betang
- Pakaian Adat Tradisional Kalimantan Tengah
- Tari Balean Dadas, Tari Tambun & Bungai
- Senjata Mandau
Provinsi Kalimantan Timur
- Rumah Adat Lamin
- Pakaian Adat Tradisional Kalimantan Timur
- Tari Gong
- Senjata Mandau
Provinsi Kalimantan Selatan
- Rumah Adat Bubungan Tinggi
- Pakaian Adat Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
- Tari Baksa Kembang
- Senjata Keris
Provinsi Sulawesi Utara
- Rumah Adat Pewaris
- Pakaian Adat Tradisional Kulavi (Donggala)
- Tari Maengket
- Senjata Keris
Provinsi Sulawesi Barat
- Tarian Tradisional , Tari Patuddu, Tari Kondo Sapata, Tari Kipas.
- Rumah Adat , Rumah Tongkonan
- Senjata Tradisional , Tombak
- Suku : Mandar, Mamuju, Bugis, dan Mamasa
- Pakaian Adat : Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Tengah
- Rumah Adat Pewaris Tambi
- Pakaian Adat Tradisional Nggembe
- Tari Pule Clinde, Tari Lumense
- Senjata Pasatimpo
Provinsi Sulawesi Tenggara
- Rumah Adat Buton
- Pakaian Adat Tradisional Suku Tolaki
- Tari Buton
- Senjata Keris
Provinsi Sulawesi Selatan
- Rumah Adat Tongkonan
- Pakaian Adat Tradisional Bodo
- Tari Kipas
- Senjata Badik
Provinsi Gorontalo
- Rumah Adat Dulohupa
- Pakaian Adat Tradisional Gorontalo
- Tari polo-polo
- Senjata Badik
Provinsi Maluku
- Rumah Adat Baileo
- Pakaian Adat Tradisional Baju Cele
- Tari Lenso
- Senjata Salawaku
Provinsi Maluku Utara
- Rumah Adat Sasadu
- Pakaian Adat Tradisional Manteren Lamo
- Tari Lenso
- Senjata Parang Salawaku
Provinsi Papua Barat
- Rumah Adat Honai
- Pakaian Adat Tradisional Ewer
- Tari Musyoh, Tari selamat datang
- Senjata Panah
Provinsi Papua
- Rumah Adat Honai
- Pakaian Adat Tradisional Papua
- Tari Musyoh
- Senjata Pisau Belati
Provinsi Kalimantan Utara
- Rumah Adat Baloy
- Pakaian Adat Tradisional Kulavi (Donggala)
- Tari Kencet ledo
- Senjata Mandau
TUGAS 2
Isilah tabel berikut!
NO |
NAMA PROPINSI |
RUMAH ADAT |
TARI |
PAKAIAN ADAT |
1 |
Aceh |
|
|
|
2 |
Riau |
|
|
|
3 |
DKI Jakarta |
|
|
|
4 |
Jawa Barat |
|
|
|
5 |
Sulawesi Selatan |
|
|
|
6 |
NTT |
|
|
|
7 |
Papua |
|
|
|
8 |
Maluku |
|
|
|
9 |
Kalimantan Timur |
|
|
|
10 |
Jawa Timur |
|
|
|
Gerak Dasar Kepala
- Gebes
- Banyak Slulup
- Lenggut
- Ula Nglangi
- Longgadhung
- Pacak Gulu
- Tolehan
Gerak Dasar Mata
- Nyeledet
- Ndhelik/mendhelik
Gerak Dasar Badan
- Hoyog
- Ogeg
- Egol
- Mendhak
- Lembeyan
Gerak Dasar Tangan
- Ngithing
- Ngrayung
- Nyempurit
- Ngukel
- Kebyok
- Kebyak
- Ulap-Ulap
- Tawing
- Mbaya Mangap
- Nayung
- Mingkik
- Seblak
- Ngepel
- Bapang
- Kambeng
Gerak Dasar Kaki
- Srisig
- Kenser
- Gejug
- Jinjit
- Nggroda
- Mendak
- Tanjak Kanan/Kiri
- Sila
- Jengkeng
- Trecet
- Lumaksana
- Enjeran
- Debeg
TARI KREASI BARU
1. Tari Nguri
Tari Nguri merupakan tari kreasi baru yang bertemakan penyambutan dan persembahan. Tari ini pada mulanya diilhami oleh suasana kehidupan seputar istana sumbawa, ketika raja ditimpa duka beruntun, maka beberapa wanita datang menghadap dengan tujuan menghibur, melahirkan ucapan yang lemah lembut (menyentuh), istilah daerahnya disebut “Kuri”, sembari mempersembahkan sesuatu yang mengurangi kedukaan sang raja. pada dewasa ini Tari Nguri telah dihayati masyarakat pendukungnya. Sesuai tuntutan perkembangan zaman maka tari ini semakin membuka jendela wawasannya, sebagian tari penyambutan dalam menerima kunjungan kerja tamu terpandang dari pusat. Nampak jelas dalam gerak tari ini tercermin gerak tanak, renat, linting, sere, basalunte, dan lain-lain yang merupakan Tari Sumbawa.
2. Tari Kuntulan (Pemalang)
Tarian Kuntulan mulai dikenal masyarakat Pemalang pada sekitar awal abad 20 yaitu pada saat di tanah air banyak muncul pergerakkan kebangsaan. Tokoh-tokoh masyarakat Pemalang pada saat itu tak mau ketinggalan ikut dalam kancah perjuangan nasional, yaitu dengan dibentuknya perkumpulan bela diri, khusunya pencak silat. Kegiatan bela diri tersebut ketika saat itu selalu diiringi dengan rebana dan pukulan bedug serta dikumandangkan pula doa-doa salawat nabi sehingga terkesan sebagai kegiatan kesenian bertajuk keagamaan. Sebagai hiburan, biasanya dipentaskan pada acara hajatan, upacara hari besar nasional, dan lain-lain. Gerakannya seperti gerakan-gerakan dalam ilmu pencak silat. Perpaduan jurus-jurus bela diri yang tampak sangat artistik.
3. Tari Merak (Jawa Barat)
Tari Merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri. Merak yaitu binatang sebesar ayam, bulunya halus dan dikepalanya memiliki seperti mahkota. Kehidupan merak yang selalu mengembangkan bulu ekornya agar menarik burung merak wanita menginspirasikan R. Tjetje Somantri untuk membuat tari Merak ini. Dalam pertunjukannya, ciri bahwa itu adalah terlihat dari pakaian yang dipakai penarinya memiliki motif seperti bulu merak. Kain dan bajunya menggambarkan bentuk dan warna bulu-bulu merak; hijau biru dan/atau hitam. Ditambah lagi sepasang sayapnya yang melukiskan sayap atau ekor merak yang sedang dikembangkan. Gambaran merak akan jelas dengan memakai mahkota yang dipasang di kepala setiap penarinya. Tarian ini biasanya ditarikan berbarengan, biasanya tiga penari atau bisa juga lebih yang masing-masing memiliki fungsi sebagai wanita dan laki-lakinya. Iringan lagu gendingnya yaitu lagu Macan Ucul. Dalam adegan gerakan tertentu terkadang waditra bonang dipukul di bagian kayunya yang sangat keras sampai terdengar kencang, itu merupakan bagian gerakan sepasang merak yang sedang bermesraan. Dari sekian banyaknya tarian yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri, mungkin tari Merak ini merupakan tari yang terkenal di Indonesia dan luar negeri. Tidak heran kalau seniman Bali juga, diantaranya mahasiswa Denpasar menciptakan tari Manuk Rawa yang konsep dan gerakannya hampir mirip dengan tari Merak.
4. Tari Rara Ngigel
Tari Rara Ngigel adalah sebuah tari yang dikoreografikan oleh Ida Wibowo, putri guru tari terkenal Bagong Kussudiarjo. Tarian ini menceritakan tumbuhnya seorang gadis yang beranjak dewasa. Tari Rara Ngigel biasanya ditarikan oleh wanita, tetapi kadang ditarikan berpasangan dengan pria. Gerak tari yang lembut diinspirasi dari gerak-gerak tari gaya Yogyakarta, sedangkan gerak-gerak yang tegas dan patah-patah diinspirasi dari gerak jawa barat an. Sedangkan untuk pakaian merupakan percampuran dari budaya jawa dan cina, terlihat dari tusuk konde yang dipake di kepala.
5. Tari Kupu – Kupu
Tari kupu-kupu atau tari kupu-kupu tarum adalah salah satu dari sekian banyak tarian yang berasal dari Bali. Keberadaan Bali dalam sisi seni budaya, keindahan alam dan religiusitasnya telah diakui dan dikenali oleh masyarakat Internasional. Maka tak heran jika banyak budayawan dan seniman Bali yang terkenal dalam pentas dunia seni internasional. Tarian kupu-kupu adalah jenis tarian grup putri yang dimainkan oleh lima orang perempuan atau lebih. Tarian ini menggambarkan kupu-kupu berwarna biru tua atau tarum yang sedang terbang dan hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya. Secara filosofis, tarian kupu-kupu adalah penggambaran keindahan, kedamaian dan eksotoknya pulau Bali. Gerakan yang gemulai dengan komposisi gerak yang dinamis dan menawan, menjadikan tarian kupu- sedikit berbeda dengan nuansa yang diciptakan oleh tarian Bali pada umumnya sehingga lebih terkesan nuansa damai saat menontonya. Serta perpaduan warna kostum antara kain berwarna gelap dan terang seperti biru, kuning emas, dan hijau tua serta mahkota yang berkilauan dengan pernak-pernik keemasan, menggambarkan keindahan dalam kontrasnya perbedaan. Seperti keindahan alam, kondisi sosial, ragam karya seni, budaya serta keyakinan masyarakat Bali yang bersatu dalam keharmonisan gerak. Iringan musiknya pun, meski dengan alat yang sama yakni gamelan Bali, ada harmoni nada dengan birama yang lembut. Tidak menghentak-hentak seperti tari kecak.
6. Tari Manipuri
Manipuri berasal dari Manipur, India Timur Laut. Gerakan tari ini awalnya dinamakan jogai yang berarti gerakan melingkar. Berdasarkan teks kuno, tari ini melambangkan gerakan planet yang mengelilingi matahari. Menurut mitologi hindu, saat Khrisna , Radha dan ghopi menarikan tari Ras Leela, Shiva menjaga agar tidak seorangpun yang mengganggu tarian mereka.Parvati, permaisuri Shiva juga ingin melihat tarian ini, jadi Shiva memilih tempat yang paling indah di Manipur dan menarikan kembali tari Ras Leela. Setelah berabad-abad kemudian, pada abad ke-11, selama masa pemerintahan Raja Loyamba, pangeran Khamba dan Dinasti Khomal Putri Thaibi dari Dinasti Mairang menarikan kembali tari ini dan kemudian dikenal sebagai Lai-Haraoba, tarian tertua dari Manipur. Gaya tari Manipuri berkembang berdasarkan kehidupan dan budaya rakyat Manipuri dan memiliki cirikhas dekorasi yang berwarna-warni serta gerakan kaki yang lincah.
7. Tari Yapong (Jakarta)
Tari Yapong merupakan suatu bentuk tarian dari Jakarta yang diciptakan untuk sebuah pertunjukan.[1] Tarian ini bukan jenis tarian pergaulan seperti tari daerah kebanyakan, misalnya tari Jaipong dari Jawa Barat. Namun dalam perkembangannya, tarian ini sering dijadikan sebagai tari pergaulan untuk mengisi sebuah acara sesuai dengan permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi di dalamnya. Pada awalnya, tari Yapong dipertunjukkan dalam rangka mempersiapkan acara ulang tahun kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI mempersiapkan sebuah acara pagelaran tari massal dengan mengangkat cerita perjuangan Pangeran Jayakarta. Pagelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan kepada Bagong Kussudiarjo untuk menyelenggarakan acara tersebut. Untuk mempersiapkan pagelaran itu, Bagong mengadakan penelitian selama beberapa bulan mengenai kehidupan masyarakat Betawi. Bagong melakukan penelitian tersebut melalui perpustakaan, film, slide maupun observasi langsung kepada masyarakat Betawi. Akhirnya, pagelaran ini berhasil dipentaskan pada tanggal 20 dan 21 Juni 1977 bertempat di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Pementasan tersebut didukung oleh 300 orang artis dan musikus yang ikut andil di dalamnya. Tari ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis dan eksotis. Dalam gerakan tarian Yapong diperlihatkan suasana yang gembira karena menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Adegan tersebut dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Istilah tersebut muncul dari lagunya yang berbunyi ya, ya, ya, ya yang dinyanyikan oleh penyanyi pengiringnya serta suara musik yang terdengar pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” yang semakin lama berkembang menjadi Yapong.
8. Tari Manuk Rawa (Bali)
Tarian manuk rawa pertama kali diciptakan pada tahun 1981 oleh I Wayan Dibia (koreografer), dan I Wayan Beratha (komposer). Sebelum menjadi sebuah tari lepas, tari Manukrawa merupakan bagian dari sendratari Mahabharata Bale Gala-Gala karya tim sendratari Ramayana/Mahabharata Propinsi Bali yang ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali tahun 1980. Komposisi tari manuk rawa : Tarian yang dibawakan oleh sekelompok (antara 5 sampai 7 orang ) penari wanita ini merupakan tarian kreasis baru yang menggambarkan perilaku sekelompok burung (manuk) air (rawa) sebagaimana yang dikisahkan didalam cerita Wana Parwa dari Epos Mahabharata. Dari Sejarah tari Manukrawa, Gerakan nya diambil dari tari klasik Bali yang dipadukan dengan gerakan tari dari Jawa dan Sunda, yang telah dimodifikasikan sesuai dengan tuntutan keindahan. Tarian Manukarawa terinspirasi dari burung Manukrawa sendiri.Manukrawa diambil dari kata Manuk yang artinya burung. Jadi manukrawa adalah burung yang hidup di rawa. Maka tidak heran jika tari Manukrawa menyerupai gerakan Manukarawa.Sebelum menjadi sebuah tari lepas, tari Manukrawa merupakan bagian dari sendratari Mahabharata Bale Gala-Gala karya tim Sendratari Ramayana/Mahabharata Propinsi Bali yang ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali tahun 1980.
9. Tari Garuda Nusantara (Sliwedari)
Tarian ini menggambarkan tentang burung garuda yang memamerkan keindahan, kegagahan dan kelincahanya. Hal tersebut ditunjukan dengan tarian burung garuda, yaitu dengan gerakan berjalan, mengibaskan sayap, teknik bertarung, terbang dan lain sebagainya. Burung garuda sering dianggap sebagai makhluk setengah dewa yang memiliki kharakter keberanian, kekuatan, kesetiaan, disiplin serta berjiwa bebas. Gerakan tarian ini juga sebagai perwujudan, bahwa burung garuda adalah raja dari semua burung, serta menunjukan bahwa betapa layaknya burung garuda menjadi burung pelambang bangsa Indonesia.
10. Tari Banjar Kemuning
Tari Banjar Kemuning diciptakan oleh Agustinus,S.Sn. Tari ini mengambil inspirasi dari sebuah desa yang terletak di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur yaitu Desa Banjar Kemuning. Desa ini adalah desa pesisir dimana masyarakatnya menggantungkan hidup sebagai nelayan. Tarian ini menggambarkan kehidupan para istri nelayan yang tegar, kuat, namun juga luwes menghadapi sulitnya hidup ketika ditinggal para suaminya berlayar. Selalu memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa dalam kesehariannya.
Kostum Tari Banjar Kemuning Terdiri dari rok yang bisa melebar dan atasan tali leher serta cunduk melintang di atas sanggul kepala. Sekilas terlihat seperti tata rambut ala budaya china. Tari ini juga menggunakan gongseng seperti Remo. Warna kostum yang original adalah warna biru-kuning seperti tampak pada foto di atas. Namun kini telah ada modifikasi dengan warna-warna lain seperti Pink dan Ungu. Dibandingkan dengan tari-tari lainnya, tari Banjar Kemuning tampak minim dengan aksesoris seperti kalung dan gelang, namun mungkin inilah ciri khas untuk menggambarkan kesederhanaan masyarakat Banjar Kemuning dan dengan menambahkan gongseng, menambah kesan kekuatan dalam setiap langkah kaki seperti yang tergambar dalam tari Remo.
NO |
NAMA TARI KREASI DAERAH |
ASAL TARI DAERAH |
PENJELASAN SINGKAT |
1 |
|
|
|
2 |
|
|
|
3 |
|
|
|
4 |
|
|
|
5 |
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar