Senin, 19 Oktober 2020

TEMA 4 SUBTEMA 3 PEMBELAJARAN

 

 Assalamu'alaikum Wr. Wb


Salam Sejahtera bagi yang beragama lain.

Selamat pagi anak-anak.
Bagaimana kabar hari ini, semoga kalian selalu semangat dan aktif dalam belajar. Dalam kondisi negara yang masih mengalami Pandemi Covid-19 ini menuntut kalian untuk belajar di rumah.

Sebelum palajaran dimulai mari kita berdoa dulu.

Baik anak-anak, pada pagi hari ini kita akan membahas tentang tema 4 subtema 3 Pembelajaran 4

MATERI 1

UNSUR-UNSUR INSTRINSIK

Unsur-sunsur intrinsik cerita adalah unsur-unsur yang membangun suatu karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik cerita antara lain:

1.    Tokoh, pelaku dalam cerita. Berdasarkan peranannya tokoh dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.    Tokoh utama, adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita. Tokoh ini sering muncul, sering dibicarakan, dan tercantum dalam cerita.
b.    Tokoh tambahan, adalah tokoh yang tidak memiliki peranan penting dalam suatu cerita karena kemunculannya hanya sebagai pelengkap cerita dan mendukung tokoh utama.
Berdasarkan perwatakannya tokoh dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.    Tokoh protagonis, adalah tokoh yang berwatak baik dan sebagai tokoh utama.
b.    Tokoh antagonis, adalah tokoh yang berwatak jahat dan sebagai tokoh penentang dari tokoh utama.
c.    Tokoh tritagonis, adalah tokoh penengah antara tokoh protagonis dan antagonis.

2.    Latar, adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar terdiri dari tiga jenis, yaitu: latar waktu, latar tempat, dan latar suasana.

3.    Tema, adalah gagasan atau ide pokok suatu cerita yang bersifat umum dan merupakan dasar cerita.

4.    Amanat, pesan atau nadihat yang disampaiakan penulis kepada pembaca dan biasanya bersifat positif.

5.    Penokohan/perwatakan, adalah waktak atau karakter/citra tokoh yang disajikan atau diciptakan penulis.

6.    Alur, adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita.  Alur terdiri dari tiga jenis, yaitu:
a.    Alur maju, adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan waktu kejadian atau cerita yang bergerak maju.
b.    Alur mundur, adalah rangkaian peristiwa yang urutannya tidak sesuai dengan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur.
c.    Alur campuran, adalah rangkaian peristiwa yang merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.

7.    Konflik, adalah peristiwa atau kejadian penting yang diperlukan dalam mengembangkan alur cerita
. 
8.  Klimaks, adalah peristiwa dimana sebuah konflik telah mencapai intensitas tertinggi dan tidak dapat dihindari.

Perhatikan teks berikut! 

Pentingnya Budaya Tegur Sapa

Senangnya tinggal di Desa Sereh Wangi. Kedekatan hubungan antarwarga
membuat mereka saling menjaga.

Tidak semua warga Desa Sereh Wangi merupakan penduduk asli. Sebagian
warga merupakan pendatang, mereka masuk ketika kampung ini dibuka
sebagai wilayah transmigrasi. Walau demikian, perbedaan asal usul tidak
merenggangkan kedekatan mereka.

Kedekatan antarwarga dimulai dengan kebiasaan saling tegur sapa.
Ketika berpapasan di lorong antarrumah, di jalan, atau di pasar tak pernah
terlewat untuk saling menegur. Sekadar mengucap “Selamat pagi, selamat
siang, selamat sore” sampai bertukar kabar atau berbincang sejenak.
Semua saling kenal, semua saling peduli.



Di ujung jalan, tinggal Nenek Ijah seorang diri. Ia penghuni tertua di
sini. Walau begitu ia masih mandiri melakukan kesibukan di rumahnya.
Kadang ia terlihat menyapu pelan daun-daun di halaman rumah. Lain
waktu ia duduk beristirahat di beranda. Pak Tulus, sang kepala desa, rajin
menyapa Nenek Ijah. Pagi hari, sambil berangkat kerja, ia kerap mampir
untuk sekedar mengantarkan ubi atau singkong rebus. Sore hari ia lewat
lagi seraya melambai pada Nenek Ijah yang duduk di beranda.


 

Pada suatu pagi, Pak Tulus tidak menjumpai Nenek Ijah di halamannya. Sore harinya beranda rumah nenek Ijah masih tetap sepi. Pak Tulus menyempatkan untuk singgah. Pak Tulus mengetuk pintu, tetapi tak dijawab. Pak Tulus membuka pintu dan melangkah masuk. Betapa terkejut beliau menjumpai Nenek Ijah terkulai lemas di depan ruang tengahnya. Diraba dahinya, terasa agak hangat. Rupanya Nenek Ijah sakit. Pak Tulus menyesal tidak menyempatkan mampir tadi pagi namun, belum terlambat.

 Pak Tulus mengajak beberapa warga membawa Nenek Ijah ke dokter terdekat. Pak Tulus mengatur jadwal warga yang akan bergantian menjaga Nenek Ijah sampai pulih. Tidak ada warga yang menolak. Semua sukarela membantu. Mereka tahu, kelak suatu ketika mereka dalam kesulitan, pasti akan dibantu. Budaya tegur sapa menjadi perekat warga. Budaya tegur sapa membangun kepedulian terhadap sesama.


TUGAS 1

1. Apa judul dari bacaan di atas?

2. Jelaskan bacaan di atas termasuk dalam cerita fiksi ataukah non fiksi!

3. Jelaskan siapa tokoh dalam cerita di atas dan bagaimanakah sifat-sifat tokoh dalam cerita di atas!

4. Bagaimanakah konfilk di awal dan di akhir cerita?

5. Dimanakah latar terjadinya bacaan di atas?

6. Tuliskan amanat cerita dalam cerita "Pentingnya Budaya Tegur Sapa"

7. Tuliskan hal-hal baik yang patut dicontoh dari Pak Tulus!

8. Jelaskan alasanmu apakah pak Tulus sudah mengamalkan Pancasila sila yang ke 3?

9. Tulislah hal-hal baik yang bisa dicontoh dari warga Desa Sereh Wangi!

10. Sebutkan Sikap-sikap baik apa yang bisa kamu contoh dari warga Desa Sereh Wangi!


MATERI  2


PENGAMALAN PANCASILA SILA KE 3


Sila ke 3 ini berkaitan dengan sikap kita sebagai warga negara Indonesia untuk bersatu membangun bangsa.

 



·  Di keluarga :

-   Tidak berkelahi dengan saudara, adik maupun kakak.

-   Menyayangi sesama anggota keluarga.

-   Membina kerukunan dan keutuhan keluarga.

-   Bergotong-royong bersama anggota keluarga.

-   Bersama-sama saling membantu pekerjaan di rumah.

 

Di Sekolah :

-  Tidak berkelahi dengan teman.

-   Mengerjakan tugas kelompok sekolah bersama-sama.

-   Mengikluti kegiatan Upacara bendera

-   Piket membersihkan kelas

-   Berbagi makanan dengan teman yang berbeda suku dan agama

 


Di Pergaulan Masyarakat :

 -   Gotong royong.

-   Menjaga nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

-   Cinta tanah air dan bangsa Indonesia.

-   Cinta produk buatan Indonesia.

-    Ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, diantaranya kerjabakti & gotong royong.

-   Tidak menimbulkan perpecahan dalam bermasyarakat.









Contoh Perilaku / Sikap Sehari-hari

Yang Tidak Sesuai dengan Pengamalan Nilai

Pancasila Sila ke 3

 Di keluarga :

-     Sering berkelahi dengan saudara, adik maupun kakak.

-     Tidak menyayangi sesama anggota keluarga.

-     Tidak membina kerukunan dan keutuhan keluarga.

-     Enggan bergotong-royong bersama anggota keluarga.

-     Tidak saling membantu pekerjaan di rumah.

 

Di Sekolah :

-    Sering berkelahi dengan teman.

-    Tidak mengerjakan tugas kelompok sekolah bersama-sama.

-   Tidak mau mengikuti upacara bendera.

 

Di Pergaulan Masyarakat :

-   Tidak menjaga nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

-   Tidak cinta tanah air dan bangsa Indonesia.

-   Tidak cinta produk buatan Indonesia.

-   Tidak Ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, diantaranya kerjabakti & gotong royong.

-   Sering menimbulkan perpecahan dalam bermasyarakat.


TUGAS 2

1. Tuliskan 3 contoh pengamalan Pancasila sila ke 3 di rumah?

2. Apa manfaat Upacara Bendera bagi siswa di sekolah?

3. Jelaskan manfaat belajar dan kerja kelompok bagi siswa!

4. Sebutkan sifat yang bertentangan dengan  Pancasila sila ke 3!

5. Mengapa berkelahi dapat menyebabkan berkurangnya rasa persatuan dan kesatuan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar