Halaman

Selasa, 30 Maret 2021

TEMA 8 SUBTEMA 3 PEMBELAJARAN 5

 MATERI 1

MENENTUKAN TOKOH - TOKOH CERITA

Tokoh dalam cerita dapat digambarkan dalam berbagai bentuk. Mulai dari manusia, hingga hewan atau tumbuhan yang dipersonalisasikan. Berikut ini adalah beberapa macam penokohan sesuai dengan kategori tertentu: 

MACAM-MACAM PENOKOHAN

1. Tokoh utama dan tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam sebuah cerita. Tokoh utama merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan dan banyak hadir dalam setiap kejadian. Sementara itu tokoh tambahan adalah tokoh yang kemunculannya sedikit, memiliki peran yang tidak terlalu penting, dan kemunculannya hanya ada jika terdapat kaitan dengan tokoh utama baik secara langsung ataupun tidak langsung. 

2. Tokoh protagonis dan tokoh antagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang secara umum memiliki sifat baik dalam sebuah cerita. Tokoh protagonis selalu dilawankan dengan tokoh antagonis. Tokoh antagonis merupakan tokoh yang identik dengan sifat jahat. Tokoh protagonis dan antagonis selalu memiliki sifat oposisi, mereka seringkali berkonflik baik secara fisik maupun secara psikis dan batin. 

3. Tokoh sederhana dan tokoh bulat

Tokoh sederhana adalah tokoh yang memiliki sifat yang datar dan cenderung monoton. Dengan kata lain, tokoh sederhana hanya menampilkan satu watak tertentu, mudah dikenal dan dipahami karakternya. Berlawanan dengan tokoh sederhana, tokoh bulat atau sering pula dikenal dengan tokoh kompleks adalah tokoh yang memiliki lebih dari satu sifat. Tokoh bulat memiliki watak dan jati diri yang bermacam-macam, bahkan sifatnya ini seringkali bertentangan dan sulit diduga. 

4. Tokoh statis dan tokoh berkembang

Tokoh statis atau tokoh tidak berkembang adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa yang ada. Tokoh ini memiliki sifat dan watak yang relatif tetap, tidak memiliki perkembangan dari awal hingga akhir cerita. Berlawanan dengan itu, tokoh berkembang merupakan tokoh yang mengalami perubahan dan perkembangan watak seiring dengan perkembangan peristiwa dan plot cerita. Sikap dan watak dari tokoh berkembang mengalami perkembangan dari awal, tengah, hingga akhir cerita. 

5. Tokoh tipikal dan tokoh netral

Pembagian penokohan yang terakhir adalah tokoh tipikal dan tokoh netral. Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan waktak individualnya. Penokohan tokoh tipikal seringkali hanya ditonjolkan sebagai bagian dari suatu pekerjaan atau suatu lembaga. Sementara tokoh netral adalah tokoh yang sifat individualnya ditunjukkan untuk mendukung berjalannya sebuah cerita. Contoh sederhana dari tokoh tipikal dan tokoh netral dapat digambarkan dengan ilustrasi berikut ini: 

“Di India, terdapat sekelompok penjahat yang sedang diburu oleh polisi karena melakukan perampokan di sebuah bank. Pimpinan komplotan penjahat yang bernama Tuan Takur memiliki sifat yang keji dan culas. Tuan Takur tidak ragu-ragu memerintahkan bawahannya untuk adu senjata dengan polisi. Sementara itu, pimpinan polisi yang bernama Inspektur Vijay merupakan seorang kepala polisi yang bijaksana. Ia memiliki banyak pengalaman menangkap penjahat sehingga Ia tidak takut lagi menghadapi Tuan Takur dan komplotannya. Inspektur Vijay bersama dengan rekan-rekan polisi lainnya tidak ragu untuk mendatangi markas Tuan Takur dan melakukan perlawanan di sana.” 

Dari cerita di atas, kita dapat mengetahui siapa saja tokoh yang disebut sebagai tokoh tipikal dan siapa yang disebut dengan tokoh netral. Tuan Takur dan Inspektur Vijay dapat dikategorikan sebagai tokoh netral dalam cerita tersebut. Selain dilihat sebagai penjahat dan polisi, Tuan Takur dan Tuan Vijay juga memiliki gambaran individual yang disorot dalam cerita. Tuan Takur adalah pribadi yang kejam, sedangkan Inspektur Vijay adalah tokoh yang bijaksana.

Sementara itu, anak buah Tuan Takur, yakni penjahat-penjahat yang merampok di bank, merupakan tokoh tipikal. Begitu pula dengan para polisi anak buah Inspektur Vijay. Penjahat dan polisi ini hanya disorot sesuai dengan pekerjaan mereka. Tidak ada unsur individual yang turut diangkat dalam cerita tersebut. 

PENOKOHAN LAIN DALAM CERITA

Tokoh protagonis tidak hanya bersinergi dengan tokoh antagonis saja. Terdapat beberapa peran lain yang juga ikut menjalin hubungan dengan tokoh protagonis. Berdasarkan perannya, Rik-Rik El Saptaria membagi tokoh dalam sebuah cerita menjadi beberapa bagian, yakni:

1. Protagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh utama yang menggerakkan plot (alur cerita) dari awal sampai akhir dan memiliki itikad baik, namun dihalangi tokoh lain.

2. Antagonis

Tokoh antagonis adalah tokoh yang menentang keinginan dari tokoh protagonis.

3. Tritagonis

Tokoh tritagonis adalah tokoh yang dipercaya oleh tokoh protagonis dan antagonis.

4. Deutragonis

Tokoh deutragonis adalah tokoh lain yang berada di pihak protagonis.

5. Raisoneur

Tokoh raisoneur adalah tokoh yang dijadikan oleh pengarang sebagai perwakilan dari pikiran pengarang secara langsung.

6. Foil

Tokoh foil adalah tokoh lain yang berada di pihak antagonis.

7. Utility

Tokoh utility adalah tokoh pembantu atau sebagai tokoh pelengkap untuk mendukung rangkaian cerita dan kesinambungan dramatik.


TUGAS 1

Jawablah Pertanyaan di bawah ini!

1. Jelaskan perbedaan antara tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita!

2. Apakah yang disebut dengan tokoh antaonis dan protagonis?

3. Jelaskan perbedaan antara tokoh netral dan tokoh tipikal!

4. Sebutkan tokoh-tokoh dalam cerita!

5.  Menurutmu mengapa peran antagonis dalam suatu cerita atau tayangan sinetron televisi sangat tidak disukai oleh penonton?


MATERI 2

MEMBUAT GAMBAR TIGA DIMENSI

Alat dan Bahan untuk Menggambar Bentuk

Peran alat dan bahan sangat menentukan untuk menghasilkan gambar bentuk yang baik. Alat dan bahan untuk menggambar bentuk dapat dibedakan berdasarkan penggunaan medianya, yaitu sebagai berikut.

1. Media kering
Peralatan ini digunakan pada bidang gambar dengan media warna dalam keadaan kering. Praktik penggunaannya digoreskan langsung pada permukaan bidang gambar. Peralatan tersebut antara lain sebagai berikut.

  1. Pensil, merupakan alat tulis yang sangat penting untuk membuat sketsa gambar (objek). Untuk merancang sebuah gambar bentuk dapat digunakan pensil keras (hard), misalnya pensil HB. Coretan yang dihasilkan pensil HB tidak terlalu terang sehingga sangat cocok untuk merancang sket awal sebelum tahap penyempurnaan gambar (finishing). Tahap berikutnya menggunakan pensil lunak (2B, 3B, 4B, 5B, dan 6B). Pensil jenis B ini memiliki sifat lunak dan hasilnya lebih pekat sehingga cocok untuk teknik blok, arsir, atau dussel.
  2. Krayon, memiliki sifat padat dan lunak sehingga cocok untuk membuat gambar blok dan gradasi (kesan semburan warna).
  3. Spidol, terdiri atas beragam pilihan warna. Sesuai untuk menggambar dengan teknik arsir atau blok.
  4. Konte, merupakan sejenis pensil dari bahan lunak berwarna hitam pekat, sering untuk membuat gambar gradasi atau benda-benda bertekstur halus.
  5. Drawing pen, alat menggambar yang sering digunakan untuk teknik arsir dan blok.

Gambar 2.11 Peralatan gambar pada media kering



2. Media basah
Peralatan ini digunakan pada bidang gambar dengan media warna dalam keadaan basah. Bahan warnanya tersimpan dalam bentuk tube, botol, atau kaleng. Peralatan tersebut antara lain sebagai berikut.

  1. Cat air, dapat digunakan menggambar dengan campuran air atau tanpa menggunakan air.
  2. Cat poster (cat plakat), memiliki kemiripan dengan cat air, tetapi lebih padat dan lebih pekat sehingga sangat cocok untuk teknik blok.
  3. Tinta bak, biasa juga dinamakan tinta Cina, terbuat dari bahan cair pekat. Sangat cocok untuk menggambar teknik blok atau siluet.
  4. Cat minyak (acrylic), untuk menggambar dengan menggunakan bidang gambar berupa kain.
  5. Ecolin, terbuat dari bahan cair dengan berbagai warna. Sangat cocok untuk teknik blok, arsir, atau gradasi warna.

Gambar 2.12 Peralatan gambar pada media basah






Menggambar Bentuk Tiga Dimensi

Ditinjau dari jenis benda yang akan digambar, menggambar bentuk tiga dimensi terdiri atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Menggambar bentuk benda kubistis
Benda kubistis adalah benda-benda yang bentuknya menyerupai bangun kubus (balok). Misalnya, meja, kursi, lemari, bak sampah, kotak pensil, kulkas, dan sebagainya.

2. Menggambar bentuk benda silindris
Benda silindris adalah benda-benda yang bentuknya menyerupai silinder (elips). Misalnya, botol, gelas, piring, mangkuk, teko, dan sebagainya.

3. Menggambar bentuk benda bebas
Benda yang memiliki bentuk bebas adalah benda-benda yang bentuknya tidak beraturan. Misalnya, buah-buahan, pepohonan, batu-batuan, dan benda-benda alam lainnya.

Gambar 2.2 Gambar bentuk benda kubistis, silindris, bebas



Menggambar bentuk yang baik hendaknya menyediakan objek gambar sebagai modelnya. Sebelum praktik menggambar bentuk, sediakan bahan dan alatnya, misalnya kertas gambar dan pensil lunak (2B, 3B, 4B, atau 5B). Sediakan objek gambar sebagai model, misalnya vas bunga, kendi, guci, atau cangkir dan poci. Tatalah objek gambar tersebut dengan komposisi yang berdekatan. Setelah semuanya dinyatakan siap, barulah kalian melakukan langkah-langkah menggambar bentuk, yaitu pengamatan, pembuatan sketsa, pencahayaan, pewarnaan atau penggunaan teknik, dan penyelesaian akhir.


1. Pengamatan

Langkah pengamatan dalam proses menggambar bentuk merupakan kegiatan pengenalan objek yang digambar secara teliti dan cermat. Kegiatan pengamatan ini perlu dilakukan secara berulang-ulang agar bentuknya dapat ditangkap dengan baik. Untuk membatasi ruang gambar, kamu dapat menggunakan bingkai yang terbuat dari kertas.

Pengamatan

2. Pembuatan Sketsa
Setelah kegiatan pengamatan cukup mantap, mulailah menggambar dengan goresan yang tipis-tipis saja. Hal tersebut dimaksudkan agar jika terjadi kesalahan atau ketidaktepatan bentuk, gambar dapat diperbaiki dengan mudah. Jangan terlalu sering menggunakan karet penghapus karena dapat merusak kertas gambar. Pastikan sketsa kamu sudah tepat dengan objek gambar.
Pembuatan Sketsa

3. Pencahayaan (Gelap Terang)
Setelah sketsa gambar bentuk dipastikan tepat dengan objek yang digambar, perhatikan pencahayaannya dengan melihat dari sisi mana cahaya itu datang, kanan, kiri, atau keduanya. Berilah batas bagian yang terang, bagian yang gelap, dan bagian yang setengah gelap. Selain itu, perhatikan jatuhnya bayang-bayang, adakah bayang-bayang awak, langkah, dan terbalik?
Pencahayaan (Gelap Terang)

4. Pewarnaan
Jika kalian menggambar dengan bahan berwarna, misalnya pensil warnacat air, atau pastel, bubuhkan bahan tersebut sesuai dengan keadaan objek gambar. Gunakan teknik pewarnaan sesuai dengan bahan yang digunakan. Apabila menggunakan pensil warna, gunakan teknik arsir atau dusel, sedangkan teknik akuarel atau plakat dapat digunakan untuk bahan cat air. Jika bahan yang digunakan pensil lunak 2B, gunakan teknik arsir atau dusel.
Pewarnaan

Pewarnaan

5. Penyelesaian Akhir
Setelah semua objek gambar selesai diwarnai sesuai dengan warna yang ada pada objek gambar, perhatikan juga gelap dan terangnya atau tua serta mudanya warna. Sudahkah gambar memiliki bayang-bayang yang dibuat dengan baik? Jika seandainya belum, buatlah terlebih dahulu bayang-bayang sesuai dengan arah cahaya. Kalau semua langkah demi langkah sudah dilakukan, perlu diperhatikan keseluruhan gambar. Amati sekali lagi secara seksama, apakah masih ada bagian-bagian yang belum digarap dengan sempurna? Seandainya semua sudah kelihatan indah, berilah sentuhan akhir pada bagian yang paling gelap atau bagian yang paling terang.
Penyelesaian Akhir


TUGAS 2

GAMBARLAH DI BUKU GAMBARMU TENTANG OBYEK TIGA 
DIMENSI.

TEMA BEBAS DAN MENARIK.


SETELAH  MENGGAMBAR DIFOTO YA ANAK-ANAK. 


UNTUK PR KERJAKAN  MODUL LKS HAL. 86 DAN 87

Tidak ada komentar:

Posting Komentar