Halaman

Senin, 15 Maret 2021

TEMA 8 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 6

 MATERI  1

MENENTUKAN TOKOH DALAM CERITA


Tokoh merupakan sosok atau karakter yang menggambarkan suatu peristiwa dalam cerita yang diperankan.

Dalam cerita fiksi, umumnya tokoh dibagi menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan.

1. Tokoh Utama

Tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita.

Tokoh utama biasanya paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun sosok yang dikenai kejadian dalam cerita. Ada juga tokoh utama yang selalu ada dalam semua kejadian dalam cerita.

2. Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan juga disebut dengan istilah tokoh pembantu.

Tokoh tambahan memiliki peranan yang tidak sepenting tokoh utama.

Adanya tokoh tambahan dalam cerita membantu menunjang tokoh utama dalam cerita.


Penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh ini yang disebut penokohan. Penokohan dan perwatakan sangat erat kaitannya. Penokohan berhubungan dengan cara pengarang menentukan dan memilih tokoh-tokohnya serta memberi nama tokoh tersebut, sedangkan perwatakan berhubungan dengan bagaimana watak tokoh-tokoh tersebut. 

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penokohan adalah penggambaran atau pelukisan mengenai tokoh cerita baik lahirnya maupun batinnya oleh seorang pengarang.

Berbagai tipe karakter dalam cerita adalah:

a. Flat/datar adalah karakter yang sifat-sifatnya  dapat diketahui dari satu atau dua tingkah lakunya atau ciri-cirinya

b. Round adalah tokoh yang kompleks dan memiliki berbagai sisi

c. Stock adalah tokoh  stereotype,  misalnya kancil yang cerdik atau ibu tiri yang jahat

d. Statis adalah karakter yang tidak berubah dari awal sampai akhir cerita

e. Dinamis adalah karakter yang mengalami perubahan.

Penceritaan tokoh dalam sebuah cerita hendaknya dia hidup, tergambar jelas sifat, gerak, dan penampilannya. Jelas juga konflik batin/psikologis yang dia alami


Ada beberapa cara mengetahui watak tokoh yang diantaranya yaitu:

  • Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya.
  • Gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupannya maupun caranya berpakaian.
  • Menunjukkan bagaimana perilakukanya.
  • Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri.
  • Memahami bagaimana jalan pikirannya.
  • Melihat bagaimana tokoh lain berbicara dengannya.
  • Melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya.
  • Melihat bagaimanakah tokoh-tokoh yang lain itu memberi reaksi terhadapnya.
  • Melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lain






TUGAS 1

Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan perbedaan antara penokohan dan perwatakan dalam cerita!

2. Sebutkan pengertian tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita fiksi!

3.  Sebutkan 3 istilah tipe karakter tokoh dalam cerita!

4.  Bagaimana cara mengetahui watak tokoh dalam cerita?



MATERI  2

Bacalah cerita berikut ini!

AJI SAKA






Alkisah di Jawa Tengah ada sebuah kerajaan bernama Medang Kemulan. Kerajaan Medang Kemulan dipimpin seorang raja bernama Dewata Cengkar. Raja Dewata Cengkar dikenal sebagai raja kejam. Ia juga gemar memakan daging manusia. Setiap hari sang raja kejam memerintahkan patihnya yang bernama Jugul Muda mencari manusia untuk ia dimakan. Rakyat sangat takut terhadap Raja Dewata Cengkar. 

Mereka akan langsung lari bersembunyi jika bertemu Patih Jugul Muda. Alkisah, hidup seorang pemuda bernama Aji Saka tinggal di sebuah desa bernama Medang Kawit. Sehari-hari ia ditemani oleh pengawalnya, Dora & Sembada. Berita kekejaman Raja Dewata Cengkar telah sampai ke telinganya. Ia berencana akan pergi ke Medang Kemulan untuk membantu rakyat jelata.

 

Maka berangkatlah sang pemuda sakti ke Kerajaan Medang Kemulan, ditemani oleh dua pengawalnya, Dora & Sembada. 

Ketika sampai di Pegunungan Kendeng, Aji Saka menyuruh salah satu pengawalnya, Sembada, untuk tinggal disana sembari menjaga keris pusakanya.

“Sembada, kau tinggalah disini menjaga keris pusakaku. Jangan serahkan keris tersebut pada siapapun. Nanti aku akan mengambil keris tersebut. Aku beserta Dora akan melanjutkan perjalanan ke Medang Kemulan.” ia berkata pada Sembada.

“Baik, aku akan menjaga keris milik paduka. Aku berjanji tak akan menyerahkannya kepada siapapun selain paduka.” jawab Sembada.

 

Saat melanjutkan perjalanan bersama Dora, tanpa sengaja mereka bertemu Patih Jugul Muda. 

Mereka berdua melihat Patih Jugul Muda nampak tengah kebingungan.

Rupanya si patih belum berhasil mendapatkan manusia untuk diserahkan pada Raja Dewata Cengkar. 

Setelah bercakap-cakap sebentar, Aji Saka kemudian menawarkan dirinya untuk diserahkan pada Raja Dewata Cengkar. 

Mendengar permintaan itu, Jugul Muda kegirangan. 

Mereka segera berangkat ke istana Medang Kemulan.

 

Sesampainya di istana mereka segera menghadap Dewata Cengkar. 

Aji Saka meminta sebuah permohonan sebelum Raja memakannya. 

Yaitu, ia meminta agar Raja Dewata Cengkar memberinya tanah seluas sorbannya. 

Raja bengis langsung menyetujuinya.

 

“Apa permintaannmu sebelum aku mangsa?” tanya Dewata Cengkar sambil tertawa terbahak-bahak.

 

“Yang Mulia, aku hanya meminta tanah seluas sorbanku.” jawab Aji Saka.

 

Dewata Cengkar langsung menyanggupinya. 

Segera saja Aji Saka menggelar surbannya. 

Anehnya. Surban miliknya terus meluas dan meluas hingga menutupi seluruh Medang Kemulan. 

Dewata Cengkar sangat marah karena merasa telah ditantang.

 

“Kurang a
jar kau anak muda! Ternyata kau ingin menantangku.” 

Raja Dewata Cengkar segera menyerangnya. 

Namun surban yang sudah meluas, menutupi tubuh Dewata Cengkar dan menggulungnya hingga hilang di pantai selatan yang berombak besar. 

Dewata Cengkar pun tewas seketika.

 

Kabar kematian Raja bengis Dewata Cengkar tersebar luas. 

Seluruh rakyat Medang Kemulan sangat bergembira. 

Rakyat Medang Kemulan kemudian mengangkat Aji Saka menjadi Raja. 

Aji Saka kini memerintah Kerajaan Medang Kemulan dengan arif bijaksana.

 

Pertarungan Dora Dan Sembada

Setelah menjadi raja, Aji Saka kemudian teringat kerisnya yang ia titipkan pada Sembada di Pegunungan Kendeng. 

Ia kemudian menyuruh pengawalnya Dora untuk mengambil keris pusakanya yang dipegang Dora.

 

Dora segera pergi ke Pegunungan Kendeng untuk mengambil keris pusaka milik Raja. 

Sesampainya di Pegunungan Kendeng, Dora bertemu Sembada. 

Mereka berdua saling melepas rindu. 

Dora menceritakan bahwa Aji Saka telah menjadi raja Medang Kemulan. 

Sembada merasa senang mendengarnya. 

Dora kemudian mengatakan bahwa maksud kedatangannya adalah untuk mengambil keris pusaka milik tuan mereka. 

Tapi Sembada menolaknya karena Aji Saka berpesan bahwa yang boleh mengambil keris pusaka adalah beliau sendiri. 

Mereka berdua akhirnya berkelahi memperebutkan keris pusaka. 

Pertarungan berlangsung sengit karena keduanya sama-sama sakti mandraguna. 

Akhirnya mereka berdua meninggal karena bertarung.

 

Di Medang Kemulan, Raja Aji Saka gelisah menunggu kedatangan Dora. 

Ia teringat pernah berpesan pada Sembada agar tidak menyerahkan keris pusakanya pada siapapun kecuali pada dirinya. 

Karena kuatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Aji Saka segera menyusul ke Pegunungan Kendeng. 

Namun terlambat, sesampainya disana, ia menemukan dua jasad pengawalnya, Dora & Sembada, terbujur kaku. 

Aji Saka merasa bersalah dan sangat sedih. 

Untuk menghormati kesetiaan kedua pegawalnya, ia kemudian menciptakan aksara jawa yang menceritakan kesetiaan dan pertarungan dua pengawalnya.

 TUGAS 2

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1.  Apa judul cerita di atas? 

2.  Termasuk jenis Cerita fiksi apakah diatas? Jelaskan alasanmu!

3.  Sebutkan nama-nama tokoh dalam cerita di atas!

4.  Sebutkan watak Tokoh dari Aji Saka, Dora, Sembada dan Prabu Dewata Cengkar!

5.  Sebutkan tokoh protagonis dan antagonis dalam cerita di atas!


MATERI  3

Makna lagu daerah


 Lagu Daerah merupakan lagu yang berasal dari suatu daerah dengan bahasa daerah setempat. Pencipta lagu daerah umumnya noname alias tidak diketahui.

Bisa jadi, lagu daerah merupakan lagu festival yang dinyanyikan pada jaman dulu ketika masyarakat merayakan sesuatu hal, sehingga menjadi bagian dari acara bersenang-senang masyarakat secara komunal. Oleh karena itulah, penciptaannya pun pada awalnya bisa jadi dilakukan secara berkelompok.

Ciri-ciri Khas Lagu Daerah

Lagu daerah Indonesia memiliki ciri-ciri khas, antara lain sebagai berikut:

  1. Menceritakan kehidupan sosial dan budaya serta adat istiadat masyarakat setempat
  2. Lirik lagunya sederhana sehingga tidak sulit untuk diingat
  3. Gubahan musiknya tidak menggunakan not balok
  4. Jarang diketahui nama pengarangnya.
  5. Lagu daerah mengandung nilai-nilai kehidupan universal berakar dari tradisi dan adat istiadat masyarakat daerah
  6. Biasanya akan sulit dinyanyikan oleh seseorang dari daerah lain karena dibutuhkan penguasaan dialek setempat.

Berikut adalah beberapa lagu daerah yang populer dan sering dinyanyikan anak-anak. List berikut ini
lengkap dengan liriknya.

1. Tokecang - Jawa Barat

Lagu daerah asal Jawa Barat Tokecang diciptakan oleh R C Hardjosubroto. 

Tokecang tokecang bala gendir tosblong
Angeun kacang angeun kacang sapependil kosong
Aya listrik di masigit meuni caang katingalna
Aya istri jangkung alit karangan dina pipina
Tokecang tokecang bala gendir tosblong
Angeun kacang angeun kacang sapependil kosong

Lagu ini bercerita tentang orang yang serakah.

Makna yang tersirat pada lagu Tokecang ini ialah sebaiknya kita dapat saling berbagai dengan orang lain supaya bisa merasakan kebahagiaan bersama-sama. Berikut lirik lagu daerah Tokecang.


2. Bungong Jeumpa - Nanggroe Aceh Darussalam (Aceh)

Lagu daerah Bungong Jeumpa berasal dari Aceh. Lagu ini diciptakan oleh Ikhtisar Radja Jeumpa. Lagu ini menceritakan tentang bunga cempaka yang mansyur di provinsi Aceh.

Bunga tersebut terkenal sangat indah dan sangat menawan saat sedang mekar. Berikut lirik lagu daerah Bungong Jeumpa:

Bungong jeumpa bungong jeumpa meugah di Aceh
Bungong teuleubeh, teuleubeh indah lagoina
Bungong jeumpa bungong jeumpa meugah di Aceh
Bungong teuleubeh, teuleubeh indah lagoina
Lam sinar buleun lam sinar buleun angeen peu ayon
Luroh meususon, mesuson nyang mala-mala
Lam sinar buleun lam sinar buleun angeen peu ayon
Luroh meususon, mesuson nyang mala-mala


3. Soleram - Riau

Lagu daerah Soleram sangat populer di kalangan anak-anak. Lagu daerah Soleram diciptakan oleh Muhammad Arief. Lagu ini bercerita tentang cinta dan persahabatan. Di dalamnya juga mengandung pesan orang tua kepada sang anak untuk menjaga tali silahturahmi dengan siapapun.

Liriknya cukup pendek dengan irama yang mendayu-dayu sangat mudah untuk di hafal. Berikut lirik lagu daerah Soleram:

Soleram
Soleram
Soleram Anak yang manis
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merah lah pipinya

Satu dua
Tiga dan empat
Lima enam
Tujuh delapan
Kalau tuan dapat kawan baru sayang
Kawan lama ditinggalkan jangan


Lagu daerah yang lain,asal lagu dan maknanya dapat dilihat di bawah ini, yakni:  

  • Anging mammiri

Asal lagu: Makassar, Sulawesi Selatan

Makna: angin bertiup, yang membawa kesejukan dan pesan untuk menyampaikan kerinduan kepada orang yang disayang”

  • Apuse

Asal lagu: Papua

Makna: lagu rakyat Papua yang mengisahkan tentang seorang cucu yang hendak pamit kepada kakek-neneknya pulang ke pulau seberang, dan dengan berat hati direlakan.

  • Butet

Asal lagu: Sumatera Utara

Makna: Lagu ini dinyanyikan oleh seorang ibu untuk anaknya, bertujuan untuk menghibur anaknya yang bersedih menunggu balasan surat dari ayahnya di medan perang”

  • Ambon Manise

Asal lagu: Ambon

Makna : menerangkan kekayaan daerah ambon yang nan luar biasa indah

  • Gundul pacul

Asal lagu: Jawa Tengah

Makna  : seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, yang mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya/orang banyak.  

  • Hidop Gandong

Asal lagu: Maluku

Makna : sebuah lagu yang mengajak semua orang untuk hidup dalam persaudaraan, saling membantu di waktu susah, dan jika ada persoalan supaya dibicarakan secara baik-baik.  

Istilah gandong terkait dengan adat Pela Gandong yang berarti ikatan persatuan dan persaudaraan antara komunitas-komunitas etnik di Maluku yang pada dasarnya datang dari akar yang sama.  

  • Ati Raja

Asal lagu: Sulawesi Selatan

Makna: bentuk pengucapan syukur dan sikap keberserahan diri pada Tuhan serta menganggap Tuhan hanya satu / tunggal.

  • O Minahasa Kinatouanku

Asal lagu: Sulawesi Utara

Makna: Lagu ini menggambarkan kekaguman terhadap keindahan tanah Minahasa dan harapan supaya hidup aman dan sentosa di tanah kelahiran ini.

  • O Ina' ni Keke'

Asal lagu: Sulawesi Utara

Makna: yang berarti “O ibu dari keke'.”Keke' adalah sapaan sayang bagi anak perempuan Minahasa.  

Lagu ini menceritakan tentang perjalanan seorang ibu ke kota Manado, yang disebut Wenang dalam bahasa Minahasa, untuk membeli kue (waleko; diawali artikel “em” dibacambaleko). Sayangnya, yang meminta kue tidak kebagian karena sudah dimakan habis baru meminta.

  • Ampar-ampar pisang

Asal lagu: Kalimantan Selatan

Makna Lagu: Asal usul lagu ampar ampar pisang ini pada awalnya dinyanyikan secara iseng  saat masyarakat kalimantan selatan membuat sebuah kue/makanan yang terbuat dari pisang. Makanan ini bernama rimpi. Cara membuat makanan ini adalah dengan cara pisang di diampar (disusun) kemudian dibiarkan hingga hampir matang.

  • Bubuy bulan

Asal lagu: Jawa Barat

Makna lagu: Lagu ini bercerita tentang kesedihan seseorang yang ditinggalkan oleh kekasih. Kesedihan itu bertambah buruk ketika seseorang itu melihat seseorang yang melewat setiap pagi dan melihat sorot matanya terkenang oleh kekasih yang dulu meninggalkannya.

  • Ketabo

Asal lagu: Tapanuli Selatan

Makna lagu: di Mandailing si anak gadis ditempatkan dan dilamar di bagas podoman yang dikhaskan buat mereka yang sudah remaja di bawah pimpinan seorang warga wanita tua yang dihormati masyarakat setempat.

  • Piso Surit

Asal lagu: Sumatera Utara

Makna lagu: Menceritakan tentang sang gadis yang sering sekali tidak mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan kekasihnya dan selalu teringat akan kekasihnya itu sehingga mengandaikan dirinya sebagai burung Piso Surit yang selalu berkicau sendu.  

  • Tudung Periuk

Asal lagu: DKI Jakarta

Makna lagu: Lagu yang pendek ini menceritakan banyak perihal dan persoalan mengenai orang Melayu.

  • Makan Sirih

Asal lagu: Riau

Makna lagu: Dalam kehidupan orang Melayu di kenal sebagai sebuah tradisi yang yang disebut dengan berkapur sirih, yaitu tradisi makan sirih yang diramu dengan kapur dan pinang. Tradisi makan sirih merupakan warisan budaya masa silam, lebih dari 300 tahun yang lampau hingga saat ini.

  • Jali Jali

Asal lagu : Jakarta

Makna lagu: Berpisah untuk berjumpa lagi, Perpisahan kadang juga suatu awal dari kemajuan karir seseorang, Maunya sih memang tidak usah ada perpisahan, tapi kayaknya sudah jadi hukum alam bahwa setiap ada perjumpaan pasti akan ada perpisahan

  • Pileuleuyan

Asal lagu : Jawa Barat

Makna lagu: Berpisah untuk berjumpa lagi, ada juga yang bilang kalau artinya rindu.

  • Lon Sayang

Asal lagu: Aceh

Makna: Tentang perjuangan rakyat Aceh

  • Gambang Suling

Asal lagu: Jawa Tengah

Makna: ungkapan kekaguman terhadap instrumen suling yang ditiup dengan merdu, dan membentuk harmonisasi dengan instrumen lain

  • Rasa Sayang-Sayange  

Asal lagu : Maluku

Makna: rasakan kasih sayangnya, nanti kamu akan tau sebesar apa kasih sayangnya


 TUGAS 3

1.  Jelaskan ciri-ciri lagu daerah!

2.  Isilah tabel di bawah ini!

No

Judul lagu

Asal daerah

Makna

1

Tokecang

 

 

2

Gundul Pacul

 

 

3

Ampar-ampar pisang

 

 

4

Jali-Jali

 

 

5

Gambang Suling

 

 




SELAMAT BELAJAR ANAK-ANAK!



UNTUK PR KERJAKAN MODUL LKS HAL. 32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar